Saturday, May 16, 2009

Badanku sihat, jiwaku sakit.

Jarang sekali kita bertanya kepada orang, apa khabar jiwa awak? Tetapi sering kali kita bertanya, apa khabar awak hari ini? Mungkin sesiapa yang bertanya sedemikian, mungkin pelik bunyi dan loghatnya. Tetapi, itulah hakikatnya.

Sedar ataupun tidak, kita sebenarnya selalu sakit. Sakit dek emosi kita, jiwa kita, perasaan kita. Apabila kita sering sakit-sakit badan, kita akan terus pergi berjumpa doktor ataupun pakar yang boleh merubati sakit kita itu. Mungkin sakit gigi, demam, sakit urat ataupun sebagainya. Kerana sakit kita itu, kita nampak, kita sedar tentang sakit kita. Lantas kita pergi berubat. Mencari ubat yang sepatutnya untuk sakit kita itu.

Namun, jarang sekali apabila kita sakit emosi, sakit perasaan ataupun sakit hati, kita terus ingin berubat ataupun kita ingin mencari penawar sakit kita itu. Jarang. Kebanyakkannya akan memendam terlebih dahulu. Memeram biar jadi panas, lantas membakar diri sendiri. Jadi, hendaklah kita cepat bertindak untuk mengubati hati kita yang resah, hati kita yang mati, hati kita yang tidak tenteram untuk terus segar dan bersemangat dalam menghadapi pelbagai masalah dan ujian. Sebelum kita mencari ubat dan penawar hati kita yang sakit itu, hendaklah kita mengetahui dahulu kenapa hati kita itu sakit.

Antara masalah membuatkan hati kita sakit:
1) terlalu banyak kerja – assignment, homework, kerja rumah, kerja pejabat
2) suka berdengki dengan orang – dengki dengan sahabat, dengki dengan jiran, dengki dengan keluarga
3) suka mencari masalah orang
4) banyak bercakap, jadi banyak terguris hati orang
5) suka berfikiran negative
6) banyak angan-angan
7) sangat malas
8) orang yang sensitive

Dalam sebuah kisah, Ibrahim b. Adham sedang berjalan-jalan di negeri Bashrah. Penduduk Bashrah melihatnya segera datang, dan bertanya,

"Ya Ibrahim, mengapa doa kami tidak dimakbulkan, padahal Allah telah berfirman, 'Apabila hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka katakan bahawa aku dekat. Aku memakbulkan doa orang yang berdoa, apabila ia berdoa kepadaKu...'2:186."

Lantas Ibrahim menjawab, "Wahai penduduk Bashrah, hal itu adalah kerana HATI kalian TELAH MATI dengan 10 perkara. Jika begitu, bagaimana ALLAH akan memakbulkan doa kalian?" "Ya Ibrahim, apakah 10 perkara itu?" Tanya penduduk Bashrah....

1) Kalian kenal ALLAH tetapi tidak menunaikan hak-hakNYA.
2) Kalian membaca ALQURAN tetapi tidak mengamalkan isi-isinya.
3) Kalian mengakui cintai RASULULLAH tetapi tidak amalkan sunnahnya.
4) Kalian mengakui membenci SYAITAN tetapi menuruti ajakannya.
5) Kalian mengakui ingin masuk SYURGA tetapi tidak memenuhi syarat-syaratnya.
6)Kalian mengakui ingin selamat dari api NERAKA tetapi kalian menjerumuskan diri ke dalamnya.
7) Kalian meyakini kepastian KEMATIAN tetapi kalian tidak mempersiapkan diri untuk menghadapinya.
8) Kalian sibuk membicarakan KEBURUKAN ORANG tetapi kalian mengabaikan keburukan sendiri.
9) Kalian MENGUBURKAN orang mati tetapi kalian tidak mengambil pengajaran daripadanya.
10) Kalian mendapat NIKMAT ALLAH tetapi tidak pernah mensyukurinya.

Mengikut Ibnul Qayyim rahimahullah pula, beliau menyebutkan ada lima perkara yang menyebabkan rosaknya hati, antaranya, 'bergaul dengan banyak kalangan (baik dan buruk), angan-angan kosong, bergantung kepada selain Allah, kekenyangan dan banyak tidur.'

1. Bergaul dengan banyak kalangan

Pergaulan adalah perlu, tapi tidak asal bergaul dan banyak teman. Pergaulan yang salah akan menimbulkan masalah. Teman-teman yang buruk lambat laun akan menghitamkan hati, melemahkan dan menghilangkan rasa nurani, akan membuat yang bersangkutan larut dalam memenuhi berbagai keinginan mereka yang negatif.

Dalam tataran riel, kita sering menyaksikan orang yang hancur hidup dan kehidupannya gara-gara pergaulan. Biasanya out put semacam ini, karena motivasi bergaulnya untuk dunia. Dan memang, kehancuran manusia lebih banyak disebabkan oleh sesama manusia. Karena itu, kelak di akhirat, banyak yang menyesal berat karena salah pergaulan. Allah berfirman:

"Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zhalim menggigit dua tangannya seraya berkata, 'Aduhai (dulu) kiranya aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur'an ketika Al-Qur'an itu telah datang kepadaku." (Al-Furqan: 27-29).

"Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa." (Az-Zukhruf: 67).
"Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan dunia ini, kemudian di hari Kiamat sebagian kamu mengingkari sebagian (yang lain) dan sebagian kamu melaknati sebagian (yang lain), dan tempat kembalimu adalah Neraka, dan sekali-kali tidak ada bagimu para penolong." (Al-Ankabut: 25).

Inilah pergaulan yang didasari oleh kesamaan tujuan duniawi. Mereka saling mencintai dan saling membantu jika ada hasil duniawi yang diingini. Jika telah lenyap kepentingan tersebut, maka pertemanan itu akan melahirkan duka dan penyesalan, cinta berubah menjadi saling membenci dan melaknat.
Karena itu, dalam bergaul, berteman dan berkumpul hendaknya ukuran yang dipakai adalah kebaikan. Lebih tinggi lagi tingkatannya jika motivasi pertemanan itu untuk mendapatkan kecintaan dan ridha Allah.

2. Larut dalam angan-angan kosong
Angan-angan kosong adalah lautan tak bertepi. Ia adalah lautan tempat berlayarnya orang-orang bangkrut. Bahkan dikatakan, angan-angan adalah modal orang-orang bangkrut. Ombak angan-angan terus mengombang-ambingkannya, khayalan-khayalan dusta senantiasa mempermainkannya. Laksana anjing yang sedang mempermainkan bangkai. Angan-angan kosong adalah kebiasaan orang yang berjiwa kerdil dan rendah.

Masing-masing sesuai dengan yang diangankannya. Ada yang mengangan-kan menjadi raja atau ratu, ada yang ingin keliling dunia, ada yang ingin mendapatkan harta kekayaan melim-pah, atau isteri yang cantik jelita. Tapi itu hanya angan-angan belaka.

Adapun orang yang memiliki cita-cita tinggi dan mulia, maka cita-citanya adalah seputar ilmu, iman dan amal shalih yang mendekatkan dirinya kepada Allah. Dan ini adalah cita-cita terpuji. Adapun angan-angan kosong ia adalah tipu daya belaka. Nabi n memuji orang yang bercita-cita terhadap kebaikan.

3. Bergantung kepada selain Allah
Ini adalah faktor terbesar perusak hati. Tidak ada sesuatu yang lebih berbahaya dari bertawakkal dan bergantung kepada selain Allah.

Jika seseorang bertawakkal kepada selain Allah maka Allah akan menyerahkan urusan orang tersebut kepada sesuatu yang ia bergantung kepadanya. Allah akan menghinakannya dan menjadikan perbuatannya sia-sia. Ia tidak akan mendapatkan sesuatu pun dari Allah, juga tidak dari makhluk yang ia bergantung kepadanya. Allah berfirman, artinya:

"Dan mereka telah mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar sembahan-sembahan itu menjadi pelindung bagi mereka. Sekali-kali tidak, kelak mereka (sembahan-sembahan) itu akan mengingkari penyembahan (pengikut-pengikutnya) terhadapnya, dan mereka (sembahan-sembahan) itu akan menjadi musuh bagi mereka." (Maryam: 81-82)

"Mereka mengambil sembahan-sembahan selain Allah agar mereka mendapat pertolongan. Berhala-berhala itu tidak dapat menolong mereka, padahal berhala-berhala itu menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga mereka." (Yasin: 74-75)

Maka orang yang paling hina adalah yang bergantung kepada selain Allah. Ia seperti orang yang berteduh dari panas dan hujan di bawah rumah laba-laba. Dan rumah laba-laba adalah rumah yang paling lemah dan rapuh.

Lebih dari itu, secara umum, asal dan pangkal syirik adalah dibangun di atas ketergantungan kepada selain Allah. Orang yang melakukannya adalah orang hina dan nista. Allah berfirman, artinya: "Janganlah kamu adakan tuhan lain selain Allah, agar kamu tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Allah)." (Al-Isra': 22)

Terkadang keadaan sebagian manusia tertindas tapi terpuji, seperti mereka yang dipaksa dengan kebatilan. Sebagian lagi terkadang tercela tapi menang, seperti mereka yang berkuasa secara batil. Sebagian lagi terpuji dan menang, seperti mereka yang berkuasa dan berada dalam kebenaran. Adapun orang yang bergantung kepada selain Allah (musyrik) maka dia mendapatkan keadaan yang paling buruk dari empat keadaan manusia, yakni tidak terpuji dan tidak ada yang menolong.

4. Makanan
Makanan perusak ada dua macam.

Pertama , merusak karena dzat/materinya, dan ia terbagi menjadi dua macam. Yang diharamkan karena hak Allah, seperti bangkai, darah, anjing, binatang buas yang bertaring dan burung yang berkuku tajam. Kedua, yang diharamkan karena hak hamba, seperti barang curian, rampasan dan sesuatu yang diambil tanpa kerelaan pemiliknya, baik karena paksaan, malu atau takut terhina.

Kedua , merusak karena melampaui ukuran dan takarannya. Seperti berlebihan dalam hal yang halal, kekenyangan kelewat batas. Sebab yang demikian itu membuatnya malas mengerjakan ketaatan, sibuk terus-menerus dengan urusan perut untuk memenuhi hawa nafsunya. Jika telah kekenyangan, maka ia merasa berat dan karenanya ia mudah mengikuti komando setan. Setan masuk ke dalam diri manusia melalui aliran darah. Puasa mempersempit aliran darah dan menyumbat jalannya setan. Sedangkan kekenyangan memperluas aliran darah dan membuat setan betah tinggal berlama-lama. Barangsiapa banyak makan dan minum, niscaya akan banyak tidur dan banyak merugi. Dalam sebuah hadits masyhur disebutkan:

"Tidaklah seorang anak Adam memenuhi bejana yang lebih buruk dari memenuhi perutnya (dengan makanan dan minuman). Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap (makanan) yang bisa menegakkan tulang rusuknya. Jika harus dilakukan, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk nafasnya." (HR. At-Tirmidzi, Ahmad dan Hakim, dishahihkan oleh Al-Albani).

Kebanyakan tidur
Banyak tidur mematikan hati, memenatkan badan, menghabiskan waktu dan membuat lupa serta malas. Di antara tidur itu ada yang sangat dibenci, ada yang berbahaya dan sama sekali tidak bermanfaat. Sedangkan tidur yang paling bermanfaat adalah tidur saat sangat dibutuhkan.

Segera tidur pada malam hari lebih baik dari tidur ketika sudah larut malam. Tidur pada tengah hari (tidur siang) lebih baik daripada tidur di pagi atau sore hari. Bahkan tidur pada sore dan pagi hari lebih banyak madharatnya daripada manfaatnya.

Di antara tidur yang dibenci adalah tidur antara shalat Shubuh dengan terbitnya matahari. Sebab ia adalah waktu yang sangat strategis. Karena itu, meskipun para ahli ibadah telah melewatkan sepanjang malamnya untuk ibadah, mereka tidak mau tidur pada waktu tersebut hingga matahari terbit. Sebab waktu itu adalah awal dan pintu siang, saat diturunkan dan dibagi-bagikannya rizki, saat diberikannya barakah. Maka masa itu adalah masa yang strategis dan sangat menentukan masa-masa setelahnya. Karenanya, tidur pada waktu itu hendaknya karena benar-benar sangat terpaksa.

Secara umum, saat tidur yang paling tepat dan bermanfaat adalah pada pertengahan pertama dari malam, serta pada seperenam bagian akhir malam, atau sekitar delapan jam. Dan itulah tidur yang baik menurut pada dokter. Jika lebih atau kurang daripadanya maka akan berpengaruh pada kebiasaan baiknya. Termasuk tidur yang tidak bermanfaat adalah tidur pada awal malam hari, setelah tenggelamnya matahari. Dan ia termasuk tidur yang dibenci Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam .

(Disadur dari Mufsidaatul Qalbi Al-Khamsah, min kalami Ibni Qayyim Al-Jauziyyah/Abu Okasha Ainul Haris)

Itulah diantara penyakit dan ubat-ubatnya untuk pengubati hati yang sedang sakit. Bab kata pepatah, mencegah itu lebih baik dari mengubati. Jadi, sama-samalah kita mencari kebahagiaan hati kita untuk menjadi hamba yang sejahtera di sisi Allah SWT.

Semoga perkongsian ini mendapat manfaat bersama. InsyaAllah. Wallahu a’lam.

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home