Friday, June 19, 2009

Persahabatan..

Hayatilah nasihat Imam Shafie ini dan jadilah ia sebagai panduan dalam kehidupan seharian..

PERSAHABATAN tulen memang sukar dicari. Hanya mereka yang benar-benar bersahabat dengan hati tulus dan ikhlas dapat mencari erti persahabatan tulen.Dalam hal ini, Iman Syafie ada memberikan nasihat dalam soal persahabatan. Aku mencintai sahabatku dengan segenap jiwa ragaku, seakan-akan aku mencintai sanak saudaraku.

Sahabat yang baik adalah yang sering sejalan denganku dan yang menjaga nama baikku ketika aku hidup atau selepas aku mati. Aku selalu berharap mendapatkan sahabat sejati yang tidak luntur baik dalam keadaan suka atau duka. Jika itu aku dapatkan, aku berjanji akan selalu setia padanya. Kuhulurkan tangan kepada sahabatku untuk berkenalan kerana aku akan berasa senang. Semakin ramai aku peroleh sahabat, aku semakin percaya diri.

Mencari sahabat pada waktu susah.

Belum pernah kutemukan di dunia ini seorang sahabat yang setia dalam duka. Pada hal hidupku sentiasa berputar-putar antara suka dan duka. Jika suka melanda, aku sering bertanya: “Siapakah yang sudi menjadi sahabatku?” Pada waktu aku senang, sudah biasa ramai yang akan iri hati, namun bila giliran aku susah mereka pun bertepuk tangan.

Pasang surut persahabatan.

Aku dapat bergaul secara bebas dengan orang lain ketika nasibku sedang baik.
Namun, ketika musibah menimpaku, kudapatkan mereka tidak ubahnya roda zaman yang tidak mahu bersahabat dengan keadaan. Jika aku menjauhkan diri daripada mereka, mereka mencemuh dan jika aku sakit, tidak seorang pun yang menjengukku. Jika hidupku berlumur kebahagiaan, banyak orang iri hati, jika hidupku berselimut derita mereka bersorak sorai.

Mengasingkan diri lebih baik daripada bergaul dengan orang jahat.

Apabila tidak ke temu sahabat yang takwa, lebih baik aku hidup menyendiri daripada aku harus bergaul dengan orang jahat.

Sukarnya mencari sahabat sejati.

Tenanglah engkau dalam menghadapi perjalanan zaman ini. Bersikap seperti seorang paderi dalam menghadapi manusia. Cucilah kedua-dua tanganmu dari zaman itu dan daripada manusianya. Peliharalah cintamu terhadap mereka. Maka, kelak kamu akan memperoleh kebaikannya. Sepanjang usiaku yang semakin tua, belum pernah aku temukan di dunia ini sahabat yang sejati. Kutinggalkan orang bodoh kerana banyak kejelekannya dan kujanji orang mulia kerana kebaikannya sedikit.

Sahabat sejati pada waktu susah.

Kawan yang tidak dapat dimanfaatkan ketika susah lebih mendekati musuh daripada sebagai kawan. Tidak ada yang abadi dan tidak ada kawan yang sejati kecuali yang menolong ketika susah. Sepanjang hidup aku berjuang bersungguh-sungguh mencari sahabat sejati hingga pencarianku melenakanku. Kukunjungi seribu negara, namun tidak satu negara pun yang penduduknya berhati manusia.

Rosaknya keperibadian seseorang.

Dalam diri manusia itu ada dua macam potensi penipuan dan rayuan. Dua hal itu seperti duri jika dipegang dan ibarat bunga jika dipandang. Apabila engkau memerlukan pertolongan mereka, bersikaplah bagai api yang dapat membakar duri itu.

Menghormati orang lain.

Barang siapa menghormati orang lain, tentulah dia akan dihormati. Begitu juga barang siapa menghina orang lain, tentulah dia akan dihinakan.Barang siapa berbuat baik kepada orang lain, baginya satu pahala. Begitu juga barang siapa berbuat jahat kepada orang lain, baginya seksa yang dahsyat.

Menghadapi musuh.

Ketika aku menjadi pemaaf dan tidak mempunyai rasa dengki, hatiku lega, jiwaku bebas daripada bara permusuhan. Ketika musuhku berada di hadapanku, aku sentiasa menghormatinya. Semua itu kulakukan agar aku dapat menjaga diriku daripada kejahatan.
Aku nampakkan keramahan, kesopanan dan rasa persahabatanku kepada orang yang kubenci, seperti aku nampakkan hal itu kepada orang yang kucintai.

Tipu daya manusia.

Mudah-mudahan anjing itu dapat bersahabat denganku kerana bagiku dunia ini sudah hampa daripada manusia. Sehina-hinanya anjing, ia masih dapat menunjukkan jalan untuk tuannya yang tersesat, tidak seperti manusia jahat yang selamanya tidak akan memberi petunjuk. Selamatkanlah dirimu, jaga lidahmu baik-baik, tentu kamu akan bahagia walaupun kamu terpaksa hidup sendiri.

Tempat menggantungkan harapan.

Apabila engkau menginginkan kemuliaan orang yang mulia, maka dekatilah orang yang sedang membangun rumah untuk Allah. Hanya orang yang berjiwa mulia yang dapat menjaga nama baik dirinya dan selalu menghormati tamunya, baik ketika hidup mahu pun setelah mati.

Menjaga nama baik.

Jika seseorang tidak dapat menjaga nama baiknya kecuali dalam keadaan terpaksa, maka tinggalkanlah dia dan jangan bersikap belas kasihan kepadanya. Banyak orang lain yang dapat menjadi penggantinya. Berpisah dengannya bererti istirahat. Dalam hati masih ada kesabaran buat kekasih, meskipun memerlukan daya usaha yang keras. Tidak semua orang yang engkau cintai, mencintaimu dan sikap ramahmu kadang kala dibalas dengan sikap tidak sopan. Jika cinta suci tidak datang daripada tabiatnya, maka tidak ada gunanya cinta yang dibuat-buat. Tidak baik bersahabat dengan pengkhianat kerana dia akan mencampakkan cinta setelah dicintai. Dia akan memungkiri jalinan cinta yang telah terbentuk dan akan menampakkan hal yang dulunya menjadi rahsia.

Sesungguhnya jika Allah berkehendak kebaikan terhadap hambaNya maka dijadikan dosa2 terbayang di ruang mata..

Labels:

Tuesday, June 16, 2009

Who are you to judge me?

Who are you to judge me,
Based on the way I look,
Do you always judge a story,
By the cover of the book?

Who are you to judge me,
By the way I dress and what I wear?
Who are you to judge me,
By the way I wear my hair?

Who are you to judge me,
By the things you imagine I do?
When you don't bother to figure out for sure,
What exactly is or isn't true...

That's my point,
You're no one at all,
You judge me for one reason,
So you can feel tall...

You judge me because you want to,
And because it makes you feel better inside,
Because my imperfections aren't yours,
But your flaws won't always hide...

I'm my own judge,
And you're your own too,
So judge yourself,
And the things that you do...

Because I'm tired of being judged,
By people who think they know me,
Who refuse to judge themselves,
Because they aren't as perfect as they could be...

Labels:

Wednesday, June 10, 2009

Online friendship...

Online friendship or net friendship... the new invention or rather we can say the gift of science and has to some extent replaced the real-time friendship .but a question arises in our mind that is it really good to make online friends??? Can online friendship in real sense replace the real-time friendship???

I think the possible reason for this is that most of today’s jobs are net based and this can be because of globalization ,modernization etc etc and people are connected in such a way to this virtual hub that they don not want to nor do they get any opportunity to go out and talk with their real time friends. thus online friends help to fill a certain hallow, the state of loneliness which a person feels when our friends are not near.

Thus people can chat with online friends, while doing their work or in their free time as well. They can share their thoughts; they can share happiness etc though not face to face. That’s why some people say that online friendship is good.

Another thing about online friendship is that we become friend of such a person whom we don’t know as we never saw that person so there arises no question that friendship has been made after seeing the face or status etc etc and we make friendship only after knowing his/her attitude, his /her inner person not the false thing like personality.

Once you find a person interesting ,worthy of friendship, you continue friendship with that person and once you feel that the person is not of such type, not showing good qualities, you can stop messaging or chatting with person.

There are so many good things about online friendship but is it really better than real-time friendship. For some people it can be good but do think that it can replace real-time friendship?

Any type of relationship between two persons develops only when they know each other. If we look at our real time friends we have never make an unknown person our friend unless and until we make acquaintance with that person, but on net we do not know who the person is, what his/her identity is, where from he/she is then how can a good relationship develop. No matter online friends tell you about themselves but do you think that’s 100% truth?

It is not possible to tell net friend everything about our self and we can only talk on simple things. With real-time friends we can talk about our personal life as well as we trust them which is lacking in online friendship. Online friendship can be a good time pass but sometimes you face problems as some wrong persons get in touch with you, who create problems for you.

Online friendship lacks the charm of association and interaction which you enjoy with your real-time friends.

The most appropriate name for it should be virtual friendship rather than online friendship because everything here is virtual. Emotions are virtual, image of that person is virtual etc...but still a virtual friendship can turn to true real friendship if both are sincere in cultivating a real friendship.

Labels:

Saturday, June 6, 2009

A bit about myself..

I think, I may or may not have told this to you…coz I have to repeat when I get to know new friends. But honestly out of 10 friends I have made, only about 2 still keep in touch with me for positive reasons. Some only interested in being cyber friends. Most of them are the type whereby I always have to make the first move to ask how are they, how is life, how is work/school etc... but how long can a friendship last if it is one sided?!? And yes in the end we lost contact because it seems that they are not interested being a real friend.

By the way, not many people know that I have been in a coma twice, also doctors said my heart had stopped for 10 minutes once, in 2004. First time was when I was young, I had fits and slipped into a coma lasting for 4 days…the second time was in 2004, I was in coma because of accident.

At that point of time I was a pillion on my friend's bike when a car knock us and I was thrown 200-300 metres away, I suffered some fractured bones and dislocated my right shoulder... if you had seen me you've thought I was dead. After around a week I wake up from coma, I was temporarily blind for the next few days. And I have to therapy for 2 full months. Now, my right shoulder is a bit hunched, and I wear a wrist band on my left wrist, just to cover uneven bone structure, even my height is shorten by few centimeters.

But thankfully I am much better now. Allah give me the chance to live a much better life and to do good but as you know we are just human…tend to make mistake and sins. So that is a bit about myself which not many people know about.

Labels:

Thursday, June 4, 2009

Hasad dan Dengki.

Telah menjadi sunnatullah, setiap manusia dicipta mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ada manusia yang disaluti kemewahan, yang mendapat nikmat dan kesenangan. Ada pula yang hidupnya sederhana dan ada pula yang hidupnya hanya kais pagi makan pagi, kais petang makan petang . Begitu juga, ada yang bijak akal fikirannya dan ada pula yang sederhana saja. Kesemuanya ini telah menjadi qadha Allah dan ketentuanNya dalam melebihkan dan mengurangkan anugerah nikmatNya terhadap hamba-hambaNya kerana Dia yang lebih mengetahui apa yang baik untuk hambaNya.

Dalam memelihara keimanan dan tingkah laku kita sebagai seorang Muslim, sepatutnya kita berasa senang dengan kesenangan dan kelebihan yang diperolehi oleh saudara kita yang lain. Tetapi, apa yang sering kita lihat, sejak dari zaman Nabi Adam lagi hingga sekarang ini, sifat iri hati dan hasad dengki seolah-olah menjadi darah daging dalam jiwa manusia. Sifat yang keji ini, jika tidak dirawati, lama kelamaan akan membawa padah yang amat buruk pada diri manusia itu sendiri dan pada masyarakat sekelilingnya. Allah s..w.t telah menjelaskan kenyataan ini melalui firmanNya di dalam surah Ali-Imran, ayat 120, yang berbunyi:

إِنْ تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِهَا وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لاَ يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ

Yang bermaksud: Apabila kamu mendapat kebaikan, nescaya mereka akan merasa kurang senang, tetapi apabila kamu mendapat kejelekan, maka mereka pun merasa gembira ria kerananya.

Ketahuilah, saudara-saudara sekelian, sesungguhnya salah satu dari tanda-tanda Muslim yang hakiki ialah kesucian jiwanya dari sifat khianat dan hasad dengki serta tipu daya. Kesucian jiwa ini dapat membawa diri seseorang itu ke syurga Allah yang kekal nikmatnya. Walau sekali pun seseorang itu bukan dari ahli ibadat, yang banyak amal ibadatnya, yang selalu bangun malam untuk melakukan solat, yang banyak berpuasa sunat, yang banyak bersedekah, tetapi seandainya dia dapat memelihara jiwanya dari sifat-sifat yang keji, ianya dapat menyelamatkan diri seseorang itu dari merasa bahang api neraka, apa lagi merasa siksaannya. Sebaliknya, jika seseorang itu rajin beribadat, pada waktu malam dia mengerjakan solat, pda waktu siang dia berpuasa, tetapi jika dalam hatinya dalam sifat-sifat yang keji maka berkemungkinan dia akan
mengakhiri hidupnya dengan suul khatimah, wa ‘iyazubillah.

Mengapa tidak kita mencontohi para sahabat Rasulullah s.a.w. yang sedikit pun tidak merasa hasad dan dengki dengan kesenangan dan nikmat yang dikecapi oleh saudaranya yang lain, walau sekalipun kehidupan mereka ada yang terlalu miskin, tetapi dada mereka sentiasa lapang, tidak pernah sempit dengan sifat iri hati terhadap kesenangan orang lain. Sifat mereka yang mulia ini, telah mendapat kepujian dari Allah s.w.t. melalui firmanNya di dalam surah Al-Hasyr, ayat 9:

وَلا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا

Yang bermaksud: Mereka tiada meletakkan sesuatu keinginan di dalam dada-dada mereka daripada nikmat yang dikecap oleh orang lain.

Begitulah mulianya sifat para sahabat dimana mereka mampu memelihara diri mereka dari bersikap hasad dengki terhadap orang lain. Berlainan halnya jika seseorang itu mengharapkan nikmat yang sama, yang ada pada orang lain dan tidak pula ia bercita-cita melenyapkan nikmat itu dari orang tersebut serta tidak pula membencinya kerana nikmat yang diperolehinya itu, maka, tidak menjadi salah sekiranya dia mengharapkan nikmat yang sama. Sebaliknya ia berusaha dan berlumba-lumba untuk mencapainya. Hal ini jelas disebut di dalam sebuah hadith Rasulullah s.a.w. yang berbunyi:

لاَ حَسَدَ إِلاَّ فِى اثْنَتَيْنِ : رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالاً فَسَلَّطَهُ عَلَى هَلَكَتِهِ فِى الْحَقِّ ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ عِلْمًا فَهُوَ يَعْمَلُ بِهِ وَيُعَلِّمُهُ النَّاسَ

Ertinya: Tiada hasad (yakni dibenarkan berhasad), melainkan dalam dua perkara sahaja, iaitu: Seseorang yang dikurniai Allah harta yang banyak, lalu ia menaburkan harta itu dalam perkara-perkara yang hak dan benar, sehinggalah hartanya habis. Dan seseorang lagi dikurniai Allah
dengan ilmu pula, lalu ia mengamalkan ilmu itu serta mengajarkannya juga kepada orang ramai.

Dalam hal yang seperti ini, kita tidak dilarang jika berhasad demi untuk mendapat kebaikan di sisi Allah, malah adakalanya dituntut oleh syara’.

Firman Allah di dalam surah Al-Hadid, ayat 21:

سَابِقُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ

Yang bermaksud: Berlumba-lumbalah kamu sekelian untuik mendapatkan keampunan Tuhan Mu.

Hasad dan dengki adalah seperti obor api yang sedang membakar dan menghancurkan masyarakat sedikit demi sedikit. Hasad dan dengki lahir dari persaan cinta pada dunia dan lupa akan kebesaran Allah. Hasad dan dengki tidak kenal pertalian keluarga. Berapa banyak keluarga yang runtuh kerana sifat hasad dan dengki di antara ahli keluarga tersebut. Seorang yang mendapat bahagian yang lebih dari harta pusaka, maka mereka yang mendapat kurang dari bahagian tersebut akan timbul perasaan hasad dan dengki dalam jiwa mereka. Tidakkan mereka sedar bahawa manusia hakikatnya tidak memiliki apa-apa. Hatta jantung yang berdegup dalam dada kita bukanlah milik kita.

Bolehkan kita menentukan jantung tersebut bagaimana ia hendak berdegup? Bolehkan kita memastikan bahawa jantung tersebut akan sentiasa berdegup?

Tidak! Kita tidak mampu. Maka milik siapakah jantung tersebut? Adakah milik kita atau milik Allah? Jika jantung yang begitu rapat dengan diri kita tidak dapat kita miliki dan kuasai, apatah lagi segala benda yang wujud disekililing kita. Kesemuanya adalah milik Allah. Allah menentukan
siapa yang berhak merasai nikmat benda-benda tersebut. Adakah kita ingin merasa hasad dan dengki terhadap kelebihan nikmat yang ada pada orang lain? Jika betul kita ada perasaan hasad dan dengki tersebut, maka ketahuilah bahawa sebenarnya kita merasa merasa hasad dan dengki
terhadap yang empunya nikmat tersebut. Siapakan empunya nikmat tersebut? Ia adalah Allah s.w.t, Tuhan pencipta segala sesuatu. Adakah dosa yang lebih besar dari mempunyai perasaan hasad dan dengki terhadap Allah, Tuhan Pencipta alam? Adakah kebodohan yang lebih besar
dari mempunyai perasaan hasad dan dengki terhadap Allah, Tuhan Pencipta alam?

Allah s.w.t berfirman dalam surah As-Syuraa, ayat 27:

وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الأَرْضِ وَلَكِن يُّنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ

Ertinya: Dan jikalau Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hambanya tentulah mereka akan melapaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dihendakiNya dengan kadar yang tertentu. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui keadaan hamba-hambanya lagi Maha Melihat.

Labels:

Tuesday, June 2, 2009

Is sins voidable?

The post below is a reply that I post in Melayu Singapura forum.

In everyday lives, sins are never voidable...everyday without realising it we do sins usually small ones. Even if sins can be avoid they are big sins because we got brain to think we won't kill, steal, berzina etc..anyhow kan. That's why there are prayers, when we pray we are suppose to ask forgiveness at the end of each prayer.

We as human never ever can we run from sins. So just ask forgiveness everytime at the end of our prayers. Even us sometimes we do not realise we talk behind others' back especially us "Malays" we got this illness hasad dengki dan iri hati without realising it even.

Example if a person does wrong we are suppose to tell him in the face not talk behind his back to other people but most Malays rather talk behind the particular person.

Nowadays there is a thing called blogging...don't you know when you blog sometimes we do talk negatives about other people and that's also a simple sin too. That is why my dear friends, in my personal blog I tend to use less of diary form of post instead I use articles, poems and videos. But I know I do sins too. Manusia tak akan lari dari dosa. So ask for forgiveness in every prayer. Hanya Allah sahaja Maha Mengetahui. Allahu'alam misawab.

Labels: